Minggu, 23 Maret 2014

tugas statistika penyajian data

BAB II
CARA PENYAJIAN DATA

A. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi



1. Distribusi Frekuensi data Tunggal
Data tunggal dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan atau dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Tabel distribusi frekuensi tunggal merupakan cara untuk menyusun data yang
relatif sedikit. Perhatikan contoh data berikut.

5, 4, 6, 7, 8, 8, 6, 4, 8, 6, 4, 6, 6, 7, 5, 5, 3, 4, 6, 6
8, 7, 8, 7, 5, 4, 9, 10, 5, 6, 7, 6, 4, 5, 7, 7, 4, 8, 7, 6
Nilai
Frekuensi
3
4
5
6
7
8
9
10
1
7
6
10
8
6
1
1
 
2.   Distribusi Frekuensi data Kelompok 
Tabel distribusi frekuensi data kelompok digunakan untuk menyusun data yang memiliki kuantitas yang besar dengan mengelompokkan ke dalam interval-interval kelas yang sama panjang.
Perhatikan contoh data hasil nilai pengerjaan tugas Matematika dari 40 siswa kelas XI berikut ini.
75        70        75        60        65        60        45        55        75        70       
60        65        60        55        65        65        65        80        75        85
            80        75        65        65        75        80        65        65        75        65
80        65        70        75        75        65        85        85        65        75       
untuk menyajikan data di atas dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi maka perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1.     mengurutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
2.     Menentukan banyak kelas ( n )
3.     Menghitung rentang data
caranya yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
berdasarkan tabel di atas
data terbesar = 85
data terkecil = 45
maka rentang = 85 – 45 = 40
4.     Menentukan Jumlah Klas Interval  untuk menentukan Klas Interval ditentukan dengan rumus Sturges  K= 1 + 3,3 log  n
K = jumlah klas nterval
log= logaritma
n = jumlah data
karena datanya terdiri 40 siswa maka :
K = 1 + 3,3 log(40)
K = 1 + 3,3 . 1,60
K = 1 + 5,29
K = 6,29  dapat dibulatkan menjadi 6 atau 7
5.  Menghitung panjang klas
           panjang kelas = rentang di bagi jumlah kelas
           40 : 6 = 6,67 atau dibulatkan menjadi 7
       6. Menentukan batas bawah kelas pertama , diambil dari data terkecil atau data terkecil  
           dikurangi 1
       7.  Menyusun Klas Interval dan memasukan data menggunakan tally
                            
No Interval
Kelas Interval
Tally
Frekuensi
1
45 – 51
|
2
52 – 58
||
3
59 – 65
||||| ||||| ||||| ||
4
66 – 72
|||
5
73 – 79
||||| |||||
6
80 – 86
||||| ||
Jumlah
                 jika frekuensi sudah di temukan, kolom tally dihilangkan saja, sehingga menjadi tabel  
                distribusi frekuensi.
No
Kelas Interval
Frekuensi
1
45 – 51
1
2
52 – 58
2
3
59 – 65
17
4
66 – 72
3
5
73 – 79
10
6
80 – 86
7
Jumlah
40

3. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

Penyajian data frekuensi dalam persen (%) cara membuatnya mengubah frekuensi
menjadi persentase. misalnya data berikut akan disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi  relatif
 No Interval
Kelas Interval
Frekuensi
1
45 – 51
1
2
52 – 58
2
3
59 – 65
17
4
66 – 72
3
5
73 – 79
10
6
80 – 86
7
Jumlah
40
            maka hasinya akan seperti berikut:
No Interval
Kelas Interval
Frekuensi Relatif (%)
1
45 – 51
2,5
2
52 – 58
5
3
59 – 65
42,5
4
66 – 72
7,5
5
73 – 79
25
6
80 – 86
17,5
Jumlah
100
2,5 dari 1 di bagi 40 lalu di kali 100%
5 dari 2 di bagi 40 lalu di kali 100%
42,5 dari 17 di bagi 40 lalu di kali 100%
7,5 dari 3 di bagi 40 lalu di kali 100%
25 dari 10 di bagi 40 lalu di kali 100% 
Tabel ini menunjukan jumlah observasi yang menyatakan kurang dari nilai tertentu.
untuk memulai pernyataan kurang dari, digunakan batas bawah kelas interval ke-2.
misalnya tabel berikut akan disajikan dalam tabel distribusi kumulatif
No
Kelas Interval
Frekuensi
1
45 – 51
1
2
52 – 58
2
3
59 – 65
17
4
66 – 72
3
5
73 – 79
10
6
80 – 86
7
Jumlah
40
                
maka data tabel distribusi frekuensi kumulatif 
Kurang dari
Frekuensi Kumulatif
Kurang dari 52
1
Kurang dari 59
3
Kurang dari 66
20
Kurang dari 73
23
Kurang dari 80
33
Kurang dari 87
40
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 B. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram

a. Diagram Batang
Diagram batang biasanya digunakan untuk menggambarkan data diskrit (data cacahan).
Diagram batang adalah bentuk penyajian data statistik dalam bentuk batang yang dicatat
dalam interval tertentu pada bidang cartesius.
Ada dua jenis diagram batang, yaitu diagram batang vertikal, dan diagram batang
horizontal.
Contoh Soal :

Selama 1 tahun, toko "Anggo" mencatat keuntungan setiap bulan sebagai berikut.
Tabel 3. Keuntungan Toko "Anggo" per Bulan (dalam jutaan rupiah)
Bulan ke
2,5
1,8
2,6
4,2
3,5
3,3
4,0
5,0
2,0
4,2
6,2
6,2
Keuntungan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

a. Buatlah diagram batang vertikal dari data tersebut.
b. Berapakah keuntungan terbesar yang diperoleh Toko "Anggo" selama 1 tahun?
c. Kapan Toko "Anggo" memperoleh keuntungan yang sama selama dua bulan berturut
turut?
Penyelesaian :
a. Diagram batang vertikal dari data tersebut, tampak pada gambar berikut.
diagram batang
 vertikal
Gambar 1. Diagram batang vertikal Keuntungan Toko "Anggo" per Bulan (dalam jura rupiah)

b. Dari diagram tersebut tampak bahwa keuntungan terbesar yang diperoleh Toko
"Anggo" selama 1 tahun adalah sebesar Rp 6.200.000,00.
c. Toko "Anggo" memperoleh keuntungan yang sama selama dua bulan beturut-turut pada
bulan ke-11 dan ke-12.
 

b. Diagram Garis
Diagram garis biasanya digunakan untuk menggambarkan data tentang m keadaan yang
berkesinambungan (sekumpulan data kontinu). Misalnya, jumlah penduduk setiap tahun,
perkembangan berat badan bayi setiap bulan, dan suhu badan pasien setiap jam.

Seperti halnya diagram batang, diagram garis pun memerlukan sistem sumbu datar
(horizontal) dan sumbu tegak (vertikal) yang saling berpotongan tegak lurus. Sumbu
mendatar biasanya menyatakan jenis data, misalnya waktu dan berat. Adapun sumbu
tegaknya menyatakan frekuensi data. Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat
diagram garis adalah sebagai berikut.
Buatlah suatu koordinat (berbentuk bilangan) dengan sumbu mendatar menunjukkan
waktu dan sumbu tegak menunjukkan data pengamatan.
Gambarlah titik koordinat yang menunjukkan data pengamatan pada waktu t.
Secara berurutan sesuai dengan waktu, hubungkan titiktitik koordinat tersebut
dengan garis lurus.
Contoh Soal :
Berikut ini adalah tabel berat badan seorang bayi yang dipantau sejak lahir sampai berusia
9 bulan.
Usia (bulan)
3,5
4
5,2
6,4
6,8
7,5
7,5
8
8,8
8,6
Berat Badan
(kg)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
a. Buatlah diagram garisnya.
b. Pada usia berapa bulan berat badannya menurun?
c. Pada usia berapa bulan berat badannya tetap?
Pembahasan :
a. Langkah ke-1
Buatlah sumbu mendatar yang menunjukkan usia anak (dalam bulan) dan sumbu tegak
yang menunjukkan berat badan anak (dalam kg).
Langkah ke-2
Gambarlah titik koordinat yang menunjukkan data pengamatan pada waktu t bulan.
Langkah ke-3
Secara berurutan sesuai dengan waktu, hubungkan titik-titik koordinat tersebut dengan
garis lurus.
Dari ketiga langkah tersebut, diperoleh diagram garis dari data tersebut tampak pada
Gambar 2.
diagram garis
Gambar 2. Diagram garis berat badan bayi sejak usia 0 bulan–9 bulan
b. Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa berat badan bayi menurun pada usai 8
sampai 9 bulan.
c. Berat badan bayi tetap pada usia 5 sampai 6 bulan.
c. Diagram Lingkaran
Untuk mengetahui perbandingan suatu data terhadap keseluruhan, suatu data lebih tepat
disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Diagram lingkaran adalah bentuk penyajian
data statistika dalam bentuk lingkaran yang dibagi menjadi beberapa juring lingkaran.
Langkah-langkah untuk membuat diagram lingkaran adalah sebagai berikut.
 
Buatlah sebuah lingkaran pada kertas.
Bagilah lingkaran tersebut menjadi beberapa juring lingkaran untuk menggambarkan
kategori yang datanya telah diubah ke dalam derajat.
Agar lebih jelasnya, pelajarilah contoh berikut.
Contoh Soal :

Tabel berikut menunjukkan banyaknya siswa di suatu kabupaten menurut tingkat sekolah
pada tahun 2007.
Tingkat Pendidikan
Banyaknya Siswa
SD
SMP
SMA
175
600
 225
a. Buatlah diagram lingkaran untuk data tersebut.
b. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMP?
c. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMA?
Pembahasan :
a. Jumlah seluruh siswa adalah 1.000 orang. Seluruh siswa diklasifikasikan menjadi 5
katagori: SD = 175 orang, SMP = 600 orang, dan SMA = 225 orang.

• Siswa SD = (175/1.000) x 100% = 17,5%
Besar sudut sektor lingkaran = 17,5% × 360° = 63°
• Siswa SMP = (600/1.000) x 100% = 60%
Besar sudut sektor lingkaran = 60% × 360° = 216°
• Siswa SMA= (225/1.000) 100% = 22,5%
Besar sudut sektor lingkaran = 22,5% × 360° = 81°
Diagram lingkaran ditunjukkan pada Gambar 3.
diagram 
lingkaran
Gambar 3. Diagram lingkaran banyaknya siswa di suatu kabupaten menurut tingkat sekolah pada tahun 2007
b. Persentase siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMP adalah 60%.
c. Persentase siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMAadalah 22,5%.
d. Pictogram 
Pictogram adalah grafik data yang menggunakan gambar atau lambang dari data
itu sendiri dengan skala tertentu.
Contoh:
Penduduk dunia pada akhir abad ke-20 diperkirakan :
1) Afrika : 350 Jt jiwa
2) Amerika : 500 jt jiwa
3) Asia : 2.000 jt jiwa
4) Eropa : 600 jt jiwa
5) Jerman : 50 jt jiwa
6) Uni Soviet : 250 jt jiwa
Dalam bentuk pictogram digambarkan sbb:

 
e. Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram merupakan diagram frekuensi bertangga yang bentuknya seperti diagram
batang. Batang yang berdekatan harus berimpit. Untuk pembuatan histogram, pada
setiap interval kelas diperlukan tepi-tepi kelas. Tepi-tepi kelas ini digunakan unntuk
menentukan titik tengah kelas yang dapat ditulis sebagai berikut.
Titik tengah kelas = ½ (tepi atas kelas + tepi bawah kelas)
Poligon frekuensi dapat dibuat dengan menghubungkan titik-titik tengah setiap
puncak persegipanjang dari histogram secara berurutan. Agar poligon "tertutup"
maka sebelum kelas paling bawah dan setelah kelas paling atas, masing-masing
ditambah satu kelas.
Contoh Soal :

Tabel distribusi frekuensi hasil ujian matematika Kelas XI SMA Cendekia di
Kalimantan Barat diberikan pada Tabel 6. Buatlah histogram dan poligon
frekuensinya.
Tablel 6. Tabel distribusi frekuensi hasil ujian matematika Kelas XI SMA Cendekia di Kalimantan Barat
Kelas Interval
Frekuensi
21–30
2
31–40
3
41–50
11
51–60
20
61–70
33
71–80
24
81–90
7
100
Jawaban :
histogram
Gambar 4. Histogram hasil ujian matematika Kelas XI SMA Cendekia di Kalimantan Barat.

Dari histogram tersebut tampak bahwa kebanyakan siswa memperoleh nilai antara
60,5 dan 70,5.

  f.Ogive (Ogif)
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif
lebih dari dinamakan poligon kumulatif.
Untuk populasi yang besar, poligon mempunyai banyak ruas garis patah yang
menyerupai kurva sehingga poligon frekuensi kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya
disebut ogif.
Ada dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.
a. Ogif dari frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.
b. Ogif dari frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.
Contoh Soal :

Tabel 7. dan 8. berturut-turut adalah tabel distribusi frekuensi kumulatif "kurang dari" dan "lebih dari" tentang nilai ulangan Biologi Kelas XI SMA 3.
Tabel 7. Tabel distribusi frekuensi kumulatif "kurang dari" tentang nilai ulangan Biologi Kelas XI SMA 3.
Nilai
Frekuensi
< 20,5
0
< 30,5
2
< 40,5
5
< 50,5
16
< 60,5
36
< 70,5
69
< 80,5
93
< 90,5
100
Tabel 8. Tabel distribusi frekuensi kumulatif "lebih dari" tentang nilai ulangan Biologi Kelas XI SMA 3.
Nilai
Frekuensi
> 20,5
100
> 30,5
98
> 40,5
95
> 50,5
84
> 60,5
64
> 70,5
31
> 80,5
7
> 90,5
0
a. Buatlah ogif positif dan ogif negatif dari tabel tersebut.
b. Berapakah jumlah siswa yang mempunyai nilai Biologi kurang dari 85?
c. Berapakah jumlah siswa yang mempunyai berat badan lebih dari 40?
Pembahasan :
a. Ogif positif dan ogif negatif dari tabel tersebut tampak pada gambar 5.
kurva ogif 
positif dan negatif
Gambar 5. Kurva ogif positif dan negatif nilai ulangan Biologi Kelas XI SMA 3.
b. Dari kurva ogif positif, tampak siswa yang mempunyai nilai kurang dari 85
adalah sebanyak 93 orang.
c. Dari kurva ogif negatif, tampak siswa yang mempunyai nilai lebih dari 40 adalah
sebanyak 96 orang.
 

1 komentar: